Assalamualaikum, Hai! Lanjut cerita mengenai pengalaman OJT ku di KPPN yang ada di Jakarta yaa. Sek. Sebelumnya saya mau klarifikasi dulu sodara (udah kayak Rakry Indy aje). Kenapa KPPN selain di Jakarta 1 kutulis di part yang berbeda? Karena selain KPPN Jakarta 1 yang lamanya 1 bulan. Saya hanya OJT dalam jangka waktu 2 minggu di KPPN lain karena memang begitulah kebijakan dari pusat.
Oke. Yok Cus.
KPPN Jakarta 6
Berlokasi di tempat yang sama dengan KPPN Jakarta 1. Hanya saja ada di lantai 5. First impression saat masuk kantor ini adalah. WAW. Bagus banget ni kantor. Kwereen. Kenapa? Karena setiap ruang yang ada di kantor ini dimanfaatkan dengan baik. Ada ruang bermain anak yang unyu, ruang pengarusutamaan gender, perpustakaan yang adem dan bukunya beragam (bahkan ada buku siap UN gaes), pantry yang ditata layaknya caffe, dan mushola yang adem dengan mukena wangi dan bantal melimpah. Ada spot foto yang keren banget di atas genteng wkwk. Oke itu sekilas gambaran mengenai kantor di KPPN 6.
Spot foto favorit anak OJT (penuh perjuangan untuk sampai disini gaes) |
Di KPPN ini saya berpindah seksi menjadi subbagian umum, tepatnya di bagian sekretaris. Keseharianku dihabiskan di ruang yang terpisah dengan teman-teman lain yang berada di middle office. Ruang sekretaris berdekatan dengan ruang kepala kantor yang menurut saya saat itu..misterius. Karena beliau jarang sekali keluar ruangannya. Beliau sibuk gaes. Di sekretaris tugas saya sehari-hari adalah menerima surat masuk, menginput ke aplikasi E-Office dan Persuratan, scan surat masuk, lalu menyampaikan ke seksi terkait. Dibilang gabut? Hmm gak juga. Karena surat masuk bisa masuk secara tiba-tiba seperti orang demo(?) Dibilang sibuk? Hmm mungkin saya saja yang kelihatannya sok sibuk.
Yang menyenangkan di bagian ini adalah saya ditemani oleh 2 partner saya Mas Heri dan Mas Putra yang bisa membuat suasana ruang sekretaris yang sepi jadi rame. Karena kita sama-sama suka ngobrol. Saya sih nyaman-nyaman saja di sini. Hanya saja mungkin saya masih belum bisa move on dari KPPN 1 yang sudah 1 bulan saya OJT disana. Jadi kadang saya dan teman-teman masih membandingkan kantor satu dengan yang laintanpa memberikan saran (memang kami termasuk sambat people, mohon jangan ditiru yaa). Di sini interaksi antara saya dan pegawai saaaangat kurang. Karena ruang sekretaris seperti diisolasi dari ruang pegawai yang lain. But its oke.
Partner sambat |
Yang membekas di ingatan saya sewaktu OJT di KPPN ini adalah, saya pernah ketiduran (sengaja tidur deng)di mushola sepulang dari bintal di ex-MA. Jadi karena bintal mewajibkan kami para OJT menginap di masjid kanpus, kami bermalam dan harus bangun pagi buta untuk melaksanakan sholat tahajud berjamaah. Setelah sholat subuh, kami dipersilakan kembali ke kos atau langsung ke kantor. Karena saya malas bolak-balik, akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk langsung ke kantor. Jadi kami mandi di KPPN 1, kemudian karena ngantuk berat, kami memutuskan tidur di mushola KPPN 6. Untungnya saat itu hari Jumat, jadi saat orang-orang sehat senam di bawah. Kami orang yang sehat tapi malas berolah raga memutuskan untuk melanjutkan mimpi indah semalam, ehehehe. (Sekali lagi, bukan untuk ditiru)
Oiya. Ada lagi kejadian yang menurut saya agak hm gimana gitu. Jadi waktu hari terakhir, kami bingung mengapa tidak ada acara perpisahan seperti di KPPN 1, maka kami langsung berinisiatif untuk bersalaman dengan pegawai yang tersisa dan pamitan. Ketika akan pamitan dengan kepala kantor, ada Kasubag Umum yang sedang mengobrol di dalam. Beliau heran, kenapa kami pamitan. Ternyata beliau lupa kalau kita di sana hanya 2 minggu. Yasudah akhirnya kita pamitan tak lupa mengeluarkan unek-unek berupa kritik dan saran untuk kantor (menjadi sambat people boleh, tapi pada akhirnya saran juga harus keluar gaes).
Pelajaran yang saya dapat dari KPPN Jakarta 6 adalah :
1. Saya belajar beradaptasi dengan lingkungan kerja baru. Walaupun hanya berbeda lantai, suasananya sudah berbeda. Budaya kerja orang-orangnya juga berbeda. Tapi kita tidak bisa meminta mereka untuk mengubah sikap untuk kita. Kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan mereka. Dimana bumi dipijak, disitulah langit kita junjung.
2. Se-membosankan apapun pekerjaannya, tetap do the best. Walaupun pekerjaan saya sebagai sekretaris di sana sangat membosankan karena setiap saat hanya mengurusi persuratan, saya sadar, tanpa adanya sekretaris, maka tidak akan ada pekerjaan untuk pegawai yang ada di middle office. Karena rata-rata pekerjaan didasarkan pada surat atau nota dinas yang dikirim satker. So, menjadi sekretaris itu berguna bagi suatu instansi. Dan jangan lupa, orang yang paling baik adalah yang dapat memberi manfaat bagi sekitarnya.
3. Saya belajar ̶m̶e̶n̶e̶r̶i̶m̶a̶ ̶k̶e̶g̶a̶b̶u̶t̶a̶n̶ memanfaatkan waktu yang datang untuk saya, ehehe. Karena banyak waktu luang, saya bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar (tumben belajar? karena sinyal wifi tidak nyampe ke ruang sekretaris). Bahkan saya sudah habis beberapa majalah treasury dan 1 novel saat disana. Intinya, manfaatkan waktu karena time is money.
.
.
.
.
.
.
.
Oke itu sekilas cerita saat OJT di KPPN Jakarta 6. Lanjut gaaak?
Komentar
Posting Komentar