Indonesia Itu Luas He!

Assalamualaikum.
Melanjutkan tulisan saya sebelumnya, kini saya ingin mundur ke salah satu tanggal bersejarah dalam hidup saya (masuk salah satu tanggal keramat), tepatnya tanggal 14 JUNI 2019. Hari Jumat. 
#DJPB#Jumatberkah.

Sebelum kejadian di tanggal keramat ini, topik yang selalu dibicarakan anak STAN bahkan baru di awal masuk kuliah adalah penempatan. Saya sendiri selalu tertarik membicarakan topik ini dengan teman-teman yang lain. Membayangkan diri ini ada di tanah orang. Berbaur dengan budaya dan bahasa yang beda dengan keseharian. Berpisah dengan keluarga dan teman-teman. Bertemu orang-orang baru yang nantinya akan jadi pengganti keluarga di tanah rantau. 

Obrolan seputar penempatan selalu berhenti ketika muncul pertanyaan "Aku nanti bakal penempatan dimana ya kira-kira?", karena kami hanya bisa membayangkan kalau penempatan di daerah A,B,C. Tapi nyatanya kami belum pernah ada di tahap 'tahu tempat kami dimana'.

Meski begitu, kami sudah sering diberi cerita terkait penempatan oleh dosen saat kuliah dulu ataupun pegawai saat PKL maupun OJT. Cerita mereka tentang perjuangan di daerah penempatan pertama bermacam-macam. Ada yang ditempatkan di homebase (impian sejuta umat wkwk), tapi banyak juga yang ditempatkan di daerah yang cukup sulit aksesnya. Tapi ada satu hal yang selalu ditekankan dari para senior kami. Nikmati penempatan kalian, toh kalau nggak mau ditempatkan disana, ngapain masuk STAN/Kemenkeu. Duer. Bener juga.

Memang nggak semua dari kami masuk STAN karena pilihan kami sendiri. Beberapa ada yang masuk karena tuntutan orang tua, ada juga yang tuntutan takdir seperti saya. Tapi pada akhirnya, kita lah yang memilih kehidupan kita sendiri. Kalau nggak berjalan sesuai keinginan, yaa tinggalkan atau jalani saja.Sing penting yakin . #yoi.
.
.
.
.
Saya sendiri sudah mulai beberapa bulan sebelumnya mulai pikir-pikir dimana saya akan menempatkan pilihan daerah penempatan. FYI, kami diberi lima pilihan tempat.
Malang/Surabaya sudah terbayang di pikiran. Namun memang kadang apa yang diharapkan manusia bisa sesuai, bisa tidak. Sama seperti tahun sebelumnya, khusus Instansi DJPb, tahun pertama memang tidak boleh ada yang di Jawa.
Dengan mengikhlaskan hati dan memantapkan diri, kami sudah harus siap ditempatkan di luar Jawa. Sebenarnya tidak semua lulusan yang asalnya bukan dari Jawa bisa tenang. Karena penempatan kami benar-benar bisa di seluruh Indonesia.  Sekali lagi. Sing penting yakin.

Ini beneran di data persebaran penempatan ada beginian :(

Saya sudah mulai survey daerah-daerah yang kira-kira berpotensi untuk saya tempati. Kriteria saya saat itu adalah :
1. Harga tiket pesawat dari dareah penempatan ke homebase tidak lebih dari 1 juta,
2. Lokasi bandara tidak jauh-jauh amat dari kantor,
3. Tipe KPPN A2
Dari kriteria, bisa dilihat, belum berangkat saja pikiran saya sudah tentang "bagaimana pulang ke rumah" wkwk. Alasan kenapa saya ingin tipe A2 adalah karena saya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya di KPPN tipe A1 saat di Malang maupun Jakarta, saya jadi ingin tahu bagaimana rasanya kerja di A2, selain itu saya punya anggapan kalau KPPN tipe A2 itu gak banyak kerjaannya dan bisa santai-santai wkwk (sungguh pemikiran yang kurang ajar).

Dengan 3 kriteria itu, saya memiliki hobi baru, yaitu membuka aplikasi google maps dan traveloka. Ada rasa campur aduk saat melihat 2 aplikasi tersebut. Akhirnya saya memutuskan top five daerah penempatan saya, yaitu :

1. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah
2. Selong, NTB
3. Pelaihari, Kalimantan Selatan
4. Sumbawa Besar, NTB
5. Kendari, Sulawesi Tenggara

Sebelumnya, saya nggak pernah tahu ada daerah di Indonesia yang namanya seperti di atas. Baru saat penempatan, DJPb membuka wawasan saya betapa luasnya Indonesia. #Terimakasih DJPb.
 .
.
.
Setelah memantapkan diri dengan lima pilihan itu, saya selalu berdoa dimanapun tempatnya, semoga saya diberikan tempat yang terbaik (walaupun saat itu dalam hati selalu berharap dapat daerah di pilihan pertama).  Tiap ditanya orang-orang "Kamu pilih penempatan mana?". Saya selalu jawab "Kalimantan sama NTB", nggak ngerti kenapa tapi saya yakin banget bakal ditempatkan di antara 2 pulau itu. Tapi suatu hari, muncul kekhawatiran terkait pilihan kelima saya. Pernah muncul pertanyaan 'kenapa ya saya pilih Kendari', 'kenapa dari 5 pilihan, harus ada Sulawesi?'

Peta Indonesia (cr:Pinterest)

Saya punya anggapan kalau pulau yang dekat dengan Jawa itu Kalimantan/NTB karena seperti tinggal lompat ke atas atau ke kanan wkwk. Kenapa saya nggak pilih Sumatera karena harga tiketnya ke Surabaya mahal, dan karena memang nggak pingin ke sana. Tapi Sulawesi? Saya bahkan lupa kenapa memilih Kendari pada pilihan saya. Padahal Sulawesi menurut saya adalah pulau yang jauh dan hampir ketimur-timuran (daerah yang sering dihindari anak-anak bingung penempatan).

Terlepas dari hal itu, saya lebih khawatir lagi kalau ternyata penempatan saya ada di luar 5 pilihan saya. Juga selalu ada hal-hal yang mengganjal di pikiran tentang 5 tempat itu. Saya pernah kepikiran gimana kalau disana ada apa-apa sampai apakah saya akan ketemu jodoh di daerah penempatan wkwk. 

Semua kekhawatiran itu akhirnya terjawab dengan satu notif di HP kami pagi itu, tepatnya jam setengah 9. Kami disuruh kumpul di Jusuf Anwar jam 4 sore. 
Semua orang teriak, kebingungan, ketakutan, keringatan. Kami selalu penasaran dimana kami ditempatkan, tapi kami juga takut untuk tahu dimana kami akan ditempatkan.

Lebih mendebarkan dari chat si doi

Di hari itu, saya selalu bilang ke tiap pegawai yang saya temui. "Pak,bu, hari ini saya pengumuman lo. Doakan saya ya", saya berharap hari berjalan lambat jadi saya nggak perlu buru-buru berangkat ke gedung keramat itu. Tapi wong namanya kehidupan harus berjalan, akhirnya setelah berpamian ke seluruh pegawai, kami berangkat ke Jusuf Anwar dengan hati yang berasa mau ambyar.

Sampai di Jusuf Anwar, saya bertemu dengan anak-anak DJPb lainnya. Raut mukanya semua sama. Penuh penasaran dan kekhawatiran. Ada juga yang berusaha mencairkan suasana dengan candaan seperti, "Pie lur, wis siap nang Papua?", candaan yang bikin ketawa sekaligus berdoa.

Acarapun dimulai dengan pembukaan oleh Bapak/Ibu/Mas-mas Biro SDM DJPb yang rata-rata kami  sudah kenal dari acara orientasi pertama dulu di tempat yang sama. 'Ya Allah, seperti baru kemarin saya orientasi bareng orang-orang ini, tapi sekarang saya udah disini untuk terima kabar penempatan', 

"Indonesia itu nggak cuma pulau Jawa, kalian itu perwakilan Kementerian Keuangan di daerah. Dimanapun tempatnya, yakinlah itu yang terbaik buat kalian"
.
.

:") Mewek kalau ingat hari itu..

.
.
.
Kami akhirnya dipanggil satu persatu untuk menerima amplop coklat keramat yang berisi SK penempatan untuk dibuka bersama-sama.

Setelah semua orang mendapatkan amplopnya masing-masing, kami disuruh membuka amplop bersama-sama pada hitungan ketiga.
.
.
.
.
.
Satu
.
.
.

.
.
.
.
.
Dua
.
.
.
.
.
.
.
.
Tiga
.
.
.
.
.
.

Tangan saya bergetar membuka amplop dan lebih bergetar lagi melihat tulisan di dalamnya.



"Menempatkan Saudara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tipe A 1 Kendari"



Speechless. Saya nggak senang, tapi juga nggak sedih.
Saya senang saya dapat di pilihan ke lima (ada di daftar top five pilihan), tapi saya juga tidak senang dapat di pilihan kelima(bukan pilihan pertama) tapi saya masih mengucapkan Alhamdulillah dan meyakinkan diri sendiri kalau ini pasti yang terbaik. Allah pasti pilihkan ini buat saya. Gakpapa. 

Setelah tercengang dengan diri sendiri baru saya lihat keadaan sekitar saya. Semua orang teriak. Ada yang lompat-lompat, ada yang berpelukan. Ada tangis bahagia, tangis kecewa, ada juga tawa yang membingungkan. Kebanyakan dari tawa ini datang dari kaum laki-laki.

Teman di sebelah saya bingung dia dapat dimana karena hanya tertulis Kanwil Kalimantan Tengah (tidak ada nama daerahnya hanya provinsi saja). Saya sibuk menenangkan dia dengan  "Gakpapa, udahlah pasti kamu ada temennya, kita penempatan gak mungkin sendirian, udah tenang aja, enak di Kanwil" (padahal OJT di kanwil aja belum pernah #dasar saya sok tahu wkwk).

Kehebohan berlangsung cukup lama. Sampai akhirnya mas-mas biro SDM menyuruh kami untuk angkat tangan di tiap KPPN/Kanwil yang mereka sebutkan untuk didata. Barulah saat itu saya kepikiran saya bakal penempatan sama siapa, karena dari tadi saya sibuk melihat dan menanyai teman-teman mereka dapat penempatan dimana. Sampai akhirnya dipanggil juga calon kantorku
.
.
.

.
"KPPN Kendari".
.
.
.  
.
.
.
.
Saya angkat tangan dan langsung menoleh ke seluruh penjuru ruangan untuk melihat tangan siapa lagi yang terangkat.
.
.
.
.
 .
"KPPN Kendari, udah? Satu orang? Oke".
.
.
.
.
.
Kemudian lanjut pendataan kantor yang lain. Meninggalkan saya yang masih tercengang.
'Ini benar cuma saya? teman saya juga ada yang asalnya Kendari kenapa dia nggak angkat tangan.?'
'Oh mungkin tadi teman penempatan saya nggak dengar'
Saya masih berusaha berpikir positif kalau saya nggak akan penempatan seorang diri. 

Setelah angkat tangan, saya langsung mengabari keluarga dan teman-teman saya dari instansi lain. Ketika akan keluar ruangan, ada perempuan dari penerimaan umum yang memperkenalkan diri, namanya Mbak Anti, dan ternyata dia sama-sama penempatan di Sulawesi Tenggara,  tapi dia ditempatkan di Kanwil. Cukup membuatku tenang walaupun masih deg-degan karena khawatir akan penempatan seorang diri.

Di luar ruangan, sobat saya, Nana, sudah menunggu. Saya peluk dia dan kami nangis bersama. Padahal saat di dalam saya b aja. Tapi entah saat melihat dia, saya langsung menangis. Kami saling kenal saat masih kuliah dulu karena satu kos. Hampir tiap malam kami belajar bersama, jalan bareng, dan banyak berbagi cerita. Tapi kali ini kami akan berpisah. Hm sedih rasanya...
.
.
.
Saya masih nggak ingin pulang, saya masih ingin bersama teman-teman yang lain. Karena saya tahu, hari itu adalah hari dimana kami semua bisa berkumpul. Setelah ini kami akan berpisah, terpencar jauh dari Barat ke Timur. Jam kami pun sudah akan berbeda. WIB, WITA, dan WIT.
.
.
.
.
.
.
.
Sampai di kosan, saya masih merasa semua yang terjadi di hari itu mimpi. 
'Jadi ini rasanya penempatan'
Saya buka kembali SK saya
.
.
.
.
.
KPPN Tipe A1 Kendari
Inilah jawaban akan kekhawatiran saya kemarin.
Yang lucu adalah sewaktu survey, satu-satunya yang tidak saya cek tipe KPPNnya hanya Kendari. Makannya waktu lihat SK saya kaget kenapa yang muncul malah A1. Saya kira semua pilihan saya sudah KPPN Tipe A2. Kalau saya paham Geografi pasti saya sudah sadar kalau Kendari itu Ibu Kota, dan nggak mungkin A2 ada di Ibu Kota wkwk.
.
.
.
Nggak lama setelah itu, ada notif orang yang follow IG saya. Dia memperkenalkan diri sebagai salah satu pegawai di KPPN Kendari dan minta ijin untuk memasukkan kontak saya di grup WA 'calon kantor'. 

'Wow, fastrespon sekali kantorku ini'


Jam 10 malam saya sudah bergabung di grup kantor. Saya memperkenalkan diri dan disambut oleh pegawai yang lain. Saat itu saya masih berpikir 'ini temanku satu mana, kenapa dia belum masuk grup'
.
.
.
Ketika saya buka grup Line kelompok OJT, disana sudah ada SK yang memuat daftar penempatan kami. Langsung saya cari KPPN Kendari, daan..
.
.
.
.
.
.
.
.
Hanya ada satu baris. Hanya ada nama saya

Wkwk mungkin bagi sebagian yang lain, penempatan sendiri tidak jadi masalah. 
Saya memang terbiasa sejak sekolah dulu selalu kemana-mana sendiri. Yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya melewati masa-masa awal di daerah penempatan tanpa seorang teman yang seangkatan dengan saya. Itu saja. 
Saya yakin di Kendari senior saya nggak mungkin membiarkan saya merasa sendiri. Tapi tetap saja, punya teman yang sama-sama seangkatan di penempatan rasanya mungkin agak sedikit lebih baik daripada sendirian kan.
.
.
.
.
Tapi yaa itulah. Saya pasrah. Apapun yang terjadi saya yakin kalau Kendari adalah tempat yang telah dipilihkan untuk saya. Pasti ada hikmah dibalik penempatan ini. Saya belum tahu apa tapi saya yakin pasti ada. 
.
.
.
.
.
Dengan kisah penempatan ini.  Semoga dapat membuka hati dan pikiran para  pembaca (terutama jika kalian sedang menunggu penempatan) kalau Indonesia ini luas. Indonesia nggak hanya Jawa. Lagu "Dari Sabang sampai Merauke" itu benar adanya.


Berbagai ekspresi bersama amplop keramat

Begitulah kisah penempatan saya yang datang di hari #Jumatberkah, 14 Juni 2019. Semoga SK saya dapat membawa diri ini menuju keberkahan bagi diri sendiri dan semua orang. Aamiin.

Komentar