Assalamualaikum. Halo 2021.
Setelah berkutat dengan 2020 yang penuh dengan kejutan baik dan tidak baik, akhirnya terbit juga tahun yang baru. Jujur, mungkin karena efek koronus juga saya merasa 2020 itu sangat cepat. Pagi tiba-tiba sore, hari tiba-tiba berganti bulan. Sabtu tiba-tiba Senin (tak ada corona juga sama saja kalau ini).
Kilas balik 2020 kemarin, yang saya ingat adalah :
1. Januari 2020.
Lega habis liburan bisa pulang kampung, kondisi di FO Konversi juga sudah tidak seramai akhir tahun.
2. Februari 2020.
Main ke Labengki bareng anak-anak kantor lain. Terombang-ambing naik kapal sembari ditampar air laut
3. Maret 2020. Ini nih..bulan huru hara kayaknya.
-Saya rolling posisi jadi di FO Kontrak-yang katanya hanya 1 bulan.
-Pertengahan Maret. Corona mulai rame. Ada imbauan untuk menutup layanan tatap muka, jadinya hampir semua layanan di alihkan ke online. Dan karena butuh waktu penyesuaian, akhirnya masa posisi saya di kontrak juga ditambah selama "beberapa bulan" katanya.
4. April 2020.
Bulan Puasa pertama di perantauan. Tidak semeriah susasana Ramadhan seperti pada umumnya, tidak ada tarawih di masjid, yang ada tarawih di kosan berjamaah sambil ngusir kucing yang masuk.
5. Mei 2020.
Idul Fitri pertama di perantauan. Lebaran tersepi yang pernah saya rasakan. Gak bisa pulang. Vidcall nangis. The real silaturahmi kumpul bareng orang-orang kantor.
6. Juni 2020. Lupa udah ngapain aja.
7. Juli 2020.
Idul Adha. Akhirnya bisa balik kampung selama 2 minggu dengan keparnoan hakiki.
8. Agustus 2020.
Lupa, tapi kayaknya SK anak baru udah keluar. Excited mau punya adek di kantor.
9. September 2020.
-Beli sepeda, dan besoknya pertama kali pingsan gara-gara sepedaan tanpa pemanasan wkwkwk;
-Adek baru datang.
10. Oktober 2020.
-Capbul bareng orang-orang kantor. Capbul yang sangat saya nikmati karena tempatnya asyik dan saya yang sudah tidak kaku dengan orang-orang;
-Deway girls wisuda, saya nangis nonton livestreaming para wisudawan online di masa pandemi ini.; -Pulang kampung again 2 minggu.
11. November 2020. Lupa ngapain aja. Saya sibuk kerja. #ecie
12. Desember 2020.
-Kerja kerja kerja.
-Lembur teroos, sambat stress.
-SK Senior keluar, gak bisa tidur, ikut bahagia tapi juga bersedih.
Begitulah 12 bulan di 2020 telah saya lewati. Banyak kenangan dan pelajaran di dalamnya. Corona cukup membatasi ruang gerak saya untuk bepergian dan bertemu kawan secara langsung.Tapi jujur saja, saya yang memiliki jiwa mager yang cukup tinggi ini fine-fine saja dengan hal itu.
Awal 2021, saya masih di FO Kontrak (Iya, yang tadinya katanya mau rolling tidak berjalan gais, jadi saya terjebak disana sampai saat ini-Gwenchana).
Saya ingat di awal Bulan Januari saya disibukkan mengurus berkas Bank Garansi sampai benar-benar sudah beres. Juga ada waktu dimana dalam seminggu saya PP ke bandara untuk mengantarkan para senior yang mutasi (yang nantinya akan tiba waktunya bagi saya diantar juga-Aamiin).
2021, ekspektasi saya untuk tahun ini adalah : Semoga saya bisa nyaman menjalaninya.
Menjalani era new normal yang kelihatannya orang-orang juga sudah mulai menerima dengan lapang dada masa pandemi ini. Saya pun sebenarnya kadang masih bingung, antara percaya atau tidak. Sebenarnya si Kopit ini memang ada atau tidak, mengingat di zaman sekarang hoax ada dimana-mana.
Keraguan akan keberadaan Kopit saya samakan juga terhadap keberadaan WFH, yang dari awal kemunculan corona saya juga masih tetap WFO karena posisi di kantor yang tidak memungkinkan untuk WFH.
Namun keraguan saya atas dua hal diatas sudah terjawab. Tepatnya tanggal 24 Februari 2021.
Seperti biasanya, saya berangkat ke kantor dan beraktivitas seperti biasa. Tidak lupa juga menjalani rutinitas PD, biasalah... jajan. Setelah pesan pizza buat teman-teman saya balik ke rumah, makan siang, jam 1 balik lagi ke kantor. Eh tiba-tiba mules.
.
.
.
(Ini bukan mau cerita jorok atau gimana ya..hanya mau me re-call kejadian waktu itu aja)
Pas saya pergi ke kamar mandi untuk menunaikan hal yang harus diselesaikan disana, saya sempat kepikiran kok "itu" gak kebauan ya, padahal baru saya siram sedikit tapi kok ga ada baunya..Tapi disini saya coba untuk berfikir positif kalau apa yang saya keluarkan tadi adalah hal yang menyehatkan (karena gak ada baunya).
.
.
Keluar dari kamar mandi saya minta Hand Sanitizer ke teman, pas selesai pakai hand sanitizer, kok gak kebauan juga.. Saya coba hiraukan. Terus saya tanya ke teman saya "He, pizza nya udah dateng?"
Teman saya bingung karena saat itu bau pizza sudah jalan kemana-mana dan saya masih tanya. Otomatis saya kaget dan jadi kepikiran yang 'iya iya'. Saya menghirup nafas dalam-dalam mencoba membau apa yang ada di sekitar dan hasilnya...gak bau,boss!
Saya coba ambil sepotong pizza dan makan dengan saos sambelnya, hasilnya...gak kerasa, boss!!
.
.
Panik nggak?
Panik nggak?
Panik lah masa enggak!
.
.
.
.
Akhirnya saya langsung memutuskan untuk coba rapid tes antobodi secara mandiri pakai fasilitas dari kantor, dan hasilnya non reaktif. Lega? Nggak juga. Karena setelah diingat-ingat saya sempat ada gejala kopit sejak minggu lalu.
.
.
.
Di hari Jumat, 19 Februari : malamnya saya sempat merasa agak lemes (walaupun sehari-hari selalu lemes sih..)
Sabtu, 20 Februari : pagi jam 5 saya demam, langsung minum paracetamol dan tidur lagi, jam 10 pagi udah anget biasa.
Minggu, 21 Februari : saya mulai diare
Senin, 22 Februari : kondisi saya saat nafas terasa gak lega tapi bukan sesak, rasanya seperti berada di ruangan ber AC yang dingin banget, padahal kondisi kantor saat itu biasa aja.
Nghoke, akhirnya malam hari saya memutuskan untuk rapid tes antigen/colok hidung. Karena saya khawatir kalau saya ternyata 'iya', daripada yang lain ikutan kan mending berhenti di saya aja.
Setelah diolok-colok hidung, hasilnya adalah....
Itulah saat saya kembali percaya bahwa COVID dan WFH memang benar keberadaanya
...lanjut part 2 : "KARANTINAWATI"
Komentar
Posting Komentar